Senin, 30 Agustus 2010

Kapankah selesainya proyek itu???









Ibu Kota Kabupaten sudah ditetapkan beberapa bulan yang lalu berlokasi di Kecamatan Mengwi dengan nama Mangu Pura. Desa dan Kelurahan yang termasuk dalam Kota Mangupura tersebut adalah : Sempidi, Sading, Lukluk, Kapal, Abian Base, Kekeran, Mengwitani, Mengwi dan Gulingan. Sesuai dengan penetapan desa – desa tersebut sebagai wilayah Kota Mangupura Badung, banyak proyek – proyek raksasa yang dibangun diwilayah Desa dan Kelurahan tersebut. Dari pembangunan Pusat Pemerintahan yang di rintis dari Kepemimpinan Bupati Badung AA. Ngurah Oka Ratmadi sampai Kepemimpinan Anak Agung Gede Agung, pembangunan RSUD Badung di Kapal, pembangunan Terminal Mengwi di Mengwitani, pembagunan GOR Mengwi di Mengwi terkait Badung sebagai tuan rumah PORVROP Bali ditahun 2009 dan proyek – proyek lainya.

Proyek yang tidak kalah penting, yang sudah saya tuangkan dalam tulisan sebelumnya yaitu vavingnisasi Parkir Pura Taman Ayun sampai Perempatan Mengwi di seputaran Kantor Camat Mengwi dan Puri Mengwi yang merupakan titik pusat atau “Catus Prasta” nya Badung (seperti Catur Muka di Denpasar, Kerta Gosa di Klungkung).

Terkait dengan tulisan sebelumnya tulisan ini juga tetap menuangkan keluhan dari masyarakat terhadap proyek dari pemerintah yang memang bukan menjadi rahasia lagi yaitu: memakan waktu yang lama, kualitasnya tidak begitu bagus karena dananya sudah disunat, penuh dengan kepentingan golongan , politik dan yang lainnya.

Melihat situasi seperti itu, saya mencoba untuk menuangkan beberapa keluhan dari masyarakat terkait proyek vavingnisasi di kawasan taman ayun tersebut diantaranya:

1. Dari lamanya waktu pengerjaan proyek tersebut ternyata sangat menggangu kelancaran dalam berlalu lintas.

2. Debu yang berterbangan sangat mengganggu pariwisata yang berkunjung.

3. Cara pemasangan vaving yang tidak berurutan sehingga ada penutupan beberapa ruas jalan.

4. Menyempitnya sementara parkir untuk kendaraan pariwisata

5. Kualiatas yang tidak bagus seperti didepan perpustakaan mengwi,

6. Ancaman akan dipindahkannya warung – warung di parkir taman ayun ketempat lain dan keluhan lainnya.

Hal yang sangat tidak dimengerti oleh masyarakat yaitu pemasangan vaving di seputran perempatan mengwi. Seperti yang terjadi didepan Kantor Camat. “Padahal vaving sudah dipasang kenapa di bongkar lagi ????”

Entah keteledoran sang mandor proyek yang mengintruksikan tenaganya langsung memasang vaving, yang pada kenyataannya di buka lagi dan memerlukan lokasi yang lebih rendah bahkan sampai menggali aspal yang sudah bagus. Menurut informasi dari seorang teman yang dia dapatkan dari sumber terpercaya : “Apabila vaving lansung dipasang tanpa menggali asapal yang ada, akibatnya jalan akan lebih tinggi dari halaman Puri Mengwi”……… Mengapa jalan tidak boleh lebih tinggi ?? Silahkan cari jawababnya sendiri!!!

Melalui tulisan ini saya informasikan kepada para pengendara yang melewati Perempatan Mengwi untuk berhati – hati karena kondisi jalan yang memang membahayakan. Semoga untuk selanjutnya proyek pemerintah yang sebenarnya berdampat positif bagi masyarakat tidak lagi mendapatkan tanggapan yang negative dari masyarakat itu sendiri karena mengganggu kenyamanan yang ada.

3 komentar:

  1. Om Swastyastu Dego.
    Terkait pemasangan Paving di area tersebut kalau tidak salah itu bukannya pekerjaan PU Propinsi ?
    Kebetulan saja berlokasi di Badung, jadi tidak serta merta menjadi tanggung jawab Badung, karena masing"ruas jalan sudah ditentukan siapa pengelolanya...
    Kedua, terkait kenapa Paving yang dipasang diatas aspal yang bagus, dibongkar lagi. Ini bukan karena alasan jalan tidak boleh lebih tinggi dari puri mengwi melainkan karena sifat dasar ASPAL yang tidak dipahami oleh awam. Aspal merupakan satu tipe perkerasan lentur yang kalau dilindas oleh truk dengan kekuatan beban TON, jalan akan mengalami penurunan sesuai tekanan dan kembali pada bentuknya semula atau malah rusak. Ini jelas berbeda dengan 'apabila digali, kemudian ditanam pondasi entah itu limestone dll baru dipasang pasir dan paving.
    Begitu kira-kira...

    BalasHapus
  2. Kalau tidak percaya, lihat studi kasus di kota denpasar, dimana paving dipasang di atas jalan aspal, bagaimana jadinya. Bongkar pasang bukan ? karena Paving ketika dilindas, akan menekan aspal dan ketika aspal kembali pada posisinya semula, akan menekan balik paving diatasnya. Inilah yang membuat pecahnya paving...

    BalasHapus
  3. Masuk akal beli,,, tapi kenapa hanya yang di perempatan mengwi saja aspalnya di bongkar,,,, sisanya ketimur samapai parkir taman ayun tidak,,, padahal kepadatan lalulintas hampir sama,,,, memang sulit dipisahkan antara unsur struktur proyek dan FIODALSYM.

    BalasHapus