Rabu, 17 November 2010

Tabuh Rah


Hari baik, dauh ayu langkah pasti selalu disertai dengan luapan emosi, melatarbelakangi tujuan yang ingin dicapai yaitu kemenangan.

Di ikat oleh aturan - aturan yang pasti dan sistem perhitungan yang mutlak, merupakan persetujuan komunitas yang unik. Senantiasa diucapkan dalam yadnya yang di gelar. Cok gasal, tlu do, dapang, selalu di elu - elukan didasari embusan nafas yang berbau emosi. Demikian yang terus diucapkan, seakan -akan terjalin melodi dan ritme yang ritmis. Lalu apa yang mereka soraki, demikian semangatnya?.... Ternyata kestrya siap beradu kemampuan dengan gagah perkasa membela kehormatan dengan semangat pantang menyerah, sebelum kaki putus dari raganya, perut terurai, bahkan darah menyembur membasahi pertiwi. Meskipun hidup atau mati menjadi keputusan akhir.

Demikian luhur pengorbananmu wahai satrya. demi sebuah tujuan mulia, yaitu menyeibangkan alam semesta ini.

Satrya........ ku wujudkan semangat perjuanganmu kedalam sebuah komposisi musik beleganjur yang bernafaskan budaya, dengan mengolah elemen musik, merupakan wujud penghormatanku terhadap keluhuran budimu.

Tabuh Rah akan ku mainkan, untuk mengantarkan rohmu ke alam damai. Dengan harapan jiwamu menjadi sinar bagi umat manusia dan terciptanya suasana alam yang sudha, sidhi sadhu.

Demiian sekilas sinopsis dari tabuh beleganjur yang dimainkan oleh Sekaa Tabuh Karang Taruna Yudha Darma Desa Gulingan,,,, Dalam Rangka Festival Seni Budaya Kabupaten Badung Tahun 2010.

Penata Tabuh : I Ketut Sokir Ary Sujana
Penta Gerak : Mang Tompel Adi Pranawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar